Tuhan,,,
Aku memanggil namaMu, tertawa,
menjerit, menangis menghias diri
Di atas dinginnya darah
kotor berselimut hembusan angin
Menerjang menusuk
kesadaran diri
Ah, sudah tak mampu
lagi rasanya menahan diri
Ku buka seluruh pakaian
kotor menghadapMu, bersujud
Menangis. Melepaskan dahaga
nuraniku untuk meluapkan emosiku padaMu ilahi
Menjadi korban akan
dikotominya dunia ini
Agama, suku, kaya,
miskin, pintar, bodoh, kejam, baik, maupun keji
Bahkan penghalalan darah
antar mereka-pun jadi
Berteriak mencekik
leher untuk kembali pada Islam murni
yah, pemurnian Islam
yah, pemurnian Islam
Mengajak kembali pada
apa yang pertama diajarkan dalam agama Islam ini
Khilafah!!! Khilafah!!! Khilafah!!!
Menjadi semboyan yang
kuat untuk sebuah ketentraman
Seakan menjadi simbol ideolgi untuk mengeluarkan nafsu mereka
Lantas, kebimbangan
yang seperti apa yang aku rasakan
Bagai angin yang tak
tahu arah tujuan.
Ke sana ke sini asal
iya saja-pun berjalan
Tuhan,,,
Harus kutempatkan
dimana jiwa ini dalam kebimbangan hidup ini
Sungguh sakit kematian
yang ku alamai dengan simbol angin yang tak tahu arah tujuan
Ah, mungkin aku yang
lemah dan terlalu bodoh menghadapi tantangan dunia
Atau mungkin dunia ini
yang lemah dan bodoh yang tak mampu membatasi apa saja yang ada di dalamnya
Seperti kata Gusmus “aku yang bodoh, apa dunia ini yang bodoh”
Hahahahahahaha
25 Juni 2013,
Abdullah Nasir
0 komentar:
Posting Komentar