Selasa, 25 Juni 2013

Khasiat Pisang [Musa Paradisiaca L.]

http://katajari.files.wordpress.com/2012/02/pisang-kom1.jpg
Waw, buah-buahan yang sudah gak asing di telinga bahkan sering kita konsumsi ini mempunyai banyak khasiatnya teman-teman. Yuk mari cek apa saja si khasiat dari buah pisang ini,

Sifat dan Khasiat
            Buah pisang rasanya manis, sifatnya dingin, astringen. Memelihara Yin, melumas (lubricate) usus, penawar racun, penurun panas (antipiretik), antiradang, peluruh kencing (diuretic), laksatif ringan.

Akar berkhasiat sebagai penawar racun, pereda demam (antipiretik), mendinginkan darah antiradang, dan untuk perawatan rambut.
Hati batang pisang berkhasiat penurun panas dan untuk perawatan rambut.
Cairan dari bonggol mengatasi infeksi saluran kencing, menghentikan perdarahan (hemostatic), penurun panas, serta penghitam dan mencegah rambut rontok.
Buah muda dan akar berkhasiat astiringen. Buah muda berkhasiat antidiare, antidisentri, dan untuk pengobatan tukak lambung.

Bagian yang digunakan
            Bagian yang dapat digunakan sebagai obat adalah akar, kulit buah, bongol, hati batang pisang, bunga, dan daunnya.

Indikasi
Akar pisang berfungsi mengatasi :
§  Sesak napas (asma)
§  Air kemih (urin) mengandung darah
§  Penyakit kulit
Cairan dari bongol berfungsi mengatasi :
  • §  Berak darah karena panas dalam
  • §  Disentri, diare
  • §  Wasir berdarah
  • §  Perdarahan setelah melahirkan
  • §  Pembersihan sehabis melahirkan
  • §  Rambut rontok dan beruban
  • §  Radang ginjal
  • §  Sifilis
  • §  Digigit ular berbisa

Daun yang masih tergulung berfungsi mengatasi :
  • §  Tapal dingin pada kulit yang bengkak atau lecet
  • §  Disentri
  • §  Hait terlalu banyak
  • §  Mimisan dan perdarahan lainnya
  • §  Radang tenggorokan
  • §  Radang otak (empidemic encephalitis)
  • §  Keputihan
  • §  Batuk, sakit dada seperti bronchitis
  • §  Rambut tipis

Buah berfungsi mengatasi :
  • §  Berak darah, batuk darah
  • §  Diare, disentri, tukak lambung (buah muda)
  • §  Kurang darah (anemia)
  • §  Panas disertai sukar buang air besar, rasa haus, dan lemah
  • §  Celiac disease, alergi tepung padi-padian
  • §  Kulit muka kering
  • §  Sariawan
  • §  Menghaluskan kulit tangan dan kaki
  • §  Sembelit
  • §  Wasir
  • §  Tekanan darah tinggi
  • §  Keracunan alcohol kronik (alkoholisme)

Kulit pisang berfungsi mengatasi :
  • §  Borok yang menyerupai kanker
  • §  Kelainan kulit pada herpes
  • §  Ulkus di tungkai pada penyakit diabetis melitus’kutil
  • §  Migren
  • §  Hipertensi sekunder
  • §  Rambut tipis dan jarang
  • §  Luka bakar, tersiram air panas, kemerahan pada kulit

Bunga berfungsi mengatasi :
  • §      Mencegah perdarahan otak dan stroke


Cara pemakaian
            Untuk obat yang diminum, konsumsi tepung pisang sebanyak 1-2 sendok makan sebelum makan dan pada saat mau tidur.
            Untuk pemakaian luar, gunakan hati batang pisang untuk obat luka baru, daun pisang muda untuk menyejukkan penderita demam, mata terasa panas, dan luka bakar. Cairan bonggol untuk penyubur rambut.
            Giling daun, akar, atau bonggol pisang yang segar sampai halus, lalu turapkan pada kelaian seperti, bisul, radang kulit bernanah, erysipelas, radang telinga, luka bakar, dan bengkak.

Contoh pemakaian
§  Kulti muka kering
Giling psang ambon (satu buah) sampai halus. Tambahkan dua sendok makan minyak zaitun, lalu panaskan sebentar di atas api. Setelah dingin, oleskan secara merata pada muka yang sebelumnya sudah dibersihkan. Biarkan sampai mongering setelah 20 menit, cuci dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai tampak hasilnya.
§  Menghaluskan kulit tangan dan kaki
Gosokkan kulit pisang mas bagian dalam pada bagian tangan dan kaki yang kasar dan pecah-pecah. Lakukan setiap hari.
§  Luka baru
Ambil secukupnya hati batang pisang klutuk yang berbentuk lilin besar secukupnya. Cuci, lalu tumbuk sampai lumat. Tempelkan pada luka dan balut. Ganti dua kali sehari
§  Sembelit
Jika buang air besar tidak teratur setiap hari, buang air besar sukar dank eras, makanlah pisang mas 1-2 buah setiap hari secara teratur, pada malam hari sebelum tidur dan pagi sewaktu perut kosong.
§  Penyubur rambut
Untuk rambut yang halus dan kemerahan, keramaslah dengan sampo yang dibuat sendiri. Caranya, jemur kulit pisang mas (lima buah) sampai kering, lalu buat serbuk. Tambahkan satu butir telur ayam yang diambil merahnya saja dan satu cangkir air bersih, aduk merata. Gunakan untuk keramas. Setelah selesei, bilas dengan air bersih.
§  Maag
Kupas pisang klutuk yang belum masa secukupnya, iris tipis-tipis, lalu jemur sampai kering di bawah sinar matahari. Setelah kering di bawah sinar matahari. Stelah kering, giling irisan tadi sampai menjadi serbuk. Cara pemakaiannya, ambil serbuk satu sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Setelah dingin, aduk dan minum sekaligus berikut ampasnya. Lakukan tiga kali sehari, selama dua minggu. Selanjutnya, cukup minum satu kali sehari.
§  Demam
Alaskan daun pisang muda di atas bantal atau penderita demam berbaring di atas daun pisang muda. Daun pisang berkhasiat menyejukkan.
§  Sariawan
Kupas kulit tiga buah pisang klutuk yang telah masak, lalu tambahkan tiga buah pisang klutuk mentah beserta kulitnya yang dipotong kecil-kecil. Giling semuanya sampai lumat. Campurkan dengan satu buah mengkudu yang juga telah digiling halus. Peras campuran tadi, lalu saring dan embunkan semalaman. Keesokan paginya, cairan tadi diminum habis. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
§  Digigit ular berbisa
Cuci bonggol pisang raja sebesar kepala tangan, lalu parut. Tambahkan satu sendok makan madu murni sambil diremas sampai merata. Peras dan saring, lalu minum cairan yang terkumpul sekaligus. Lakukan dua kali sehari.
§  Kurang darah (anemia)
Cuci sampai bersih anak pisang kapok yang tingginya sejengkal berikut akar-akarnya., lalu parut. Tambahkan satu sendok makan air garam sambil diaduk merata, lalu peras dan saring. Minum cairan yang terkumpul sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sehat.
§  Migren
Giling kulit pisang yang sudah matang sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan di belakang leher, pelipis, dan dahi.
§  Memar, bisul
Giling satu buah pisang hijau berikut kulitnya sampai halus. Oleskan pada bagian yang sakit.
§  Terbakar, tersiram air panas dan kulit kemerah-merahan
Oleskan bagian dalam dari kulit pisang yang sudah matang pada kelainan kulit.
§  Kutil
Oleskan bagian dalam dari kulit pisang yang sudah matang dan berwarna putih. Bubuhkan pada kutil, lalu tutup dengan plester. Ganti setiap habis mandi. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
§  Sesak napas dan batuk akibat paru-paru panas
Kukus dua buah pisang yang sudah masak berikut kulitnya. Makan pada pagi hari sewaktu perut kosong dan malam sewaktu ingin tidur.


dr. Setiawan Dalimartha
dalam bukunya Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 3 halaman 115 



Curahan seorang yang bimbang

Tuhan,,,
Aku memanggil namaMu, tertawa, menjerit, menangis menghias diri
Di atas dinginnya darah kotor berselimut hembusan angin
Menerjang menusuk kesadaran diri
Ah, sudah tak mampu lagi rasanya menahan diri
Ku buka seluruh pakaian kotor menghadapMu, bersujud
Menangis. Melepaskan dahaga nuraniku untuk meluapkan emosiku padaMu ilahi
Menjadi korban akan dikotominya dunia ini
Agama, suku, kaya, miskin, pintar, bodoh, kejam, baik, maupun keji
Bahkan penghalalan darah antar mereka-pun jadi
Berteriak mencekik leher untuk kembali pada Islam murni
yah, pemurnian Islam
Mengajak kembali pada apa yang pertama diajarkan dalam agama Islam ini
Khilafah!!! Khilafah!!! Khilafah!!!
Menjadi semboyan yang kuat untuk sebuah ketentraman
Seakan menjadi simbol ideolgi untuk mengeluarkan nafsu mereka
Lantas, kebimbangan yang seperti apa yang aku rasakan
Bagai angin yang tak tahu arah tujuan.
Ke sana ke sini asal iya saja-pun berjalan

Tuhan,,,
Harus kutempatkan dimana jiwa ini dalam kebimbangan hidup ini
Sungguh sakit kematian yang ku alamai dengan simbol angin yang tak tahu arah tujuan
Ah, mungkin aku yang lemah dan terlalu bodoh menghadapi tantangan dunia
Atau mungkin dunia ini yang lemah dan bodoh yang tak mampu membatasi apa saja yang ada di dalamnya
Seperti kata Gusmus “aku yang bodoh, apa dunia ini yang bodoh”
Hahahahahahaha


        25 Juni 2013, Abdullah Nasir


Kamis, 06 Juni 2013

Matahari dan Akibatnya pada Mata Anda

Ternyata Matahari yang berguna bagi kita, ada juga lho efek negatif pada mata kita. yuk tengok efeknya apa saja ,,,

Akibat Sinar UV: 10 fakta

1. Matahari bersinar paling kuat antara pukul 10 pagi hingga pukul 2 siang. Ini berarti pancaran sinar UV paling berbahaya terdapat di antara periode waktu ini.

2. Sama seperti kulit gelap memiliki perlindungan lebih terhadap matahari dibandingkan kulit cerah, maka mata berwarna gelap juga menyediakan perlindungan lebih terhadap matahari dibandingkan mata berwarna terang. Meskipun demikian kacamata hitam dengan UV protection tetaplah penting bagi semua orang.

3. Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dan mengganti sel-sel yang rusak. Lensa mata merupakan pengecualian karena tidak dapat digantikan. Karenanya gejala seperti katarak dapat terjadi sebagai akibat penumpukan kerusakan yang mempengaruhi protein pada lensa mata. Dan kerusakan ini biasanya disebabkan karena radiasi sinar UV.

4. Kelebihan sinar UV pada awal masa kanak-kanak Anda dapat berpengaruh pada mata Anda di masa yang akan datang.

5. Refleksi sinar dapat menyebabkan mata terbakar. Refleksi sinar matahari pada salju di puncak gunung, pasir di pantai, air danau, sungai dan laut berada pada tingkat yang paling kuat.

6. Radiasi sinar UV yang berbahaya dapat menyebabkan pteryguim, ini adalah kondisi penyakit mata yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan di lapisan luar (conjunctiva) bagian putih mata yang lambat laun akan menghalangi kejelasan penglihatan.

7. Kanker kulit –juga dikenal dengan nama melanoma– paling banyak disebabkan oleh sinar matahari dan dapat berkembang pada kelopak mata sebagaimana halnya bagian kulit lainnya.

8. Paparan sinar matahari memainkan peranan penting dalam terjadinya degenerasi macula yang berkaitan dengan umur, ini adalah suatu kondisi dimana makula retina (bagian mata untuk melihat detil yang halus) mengalami kerusakan.

9. Antibiotik dan jenis obat-obatan tertentu dapat membuat mata Anda, bahkan kulit Anda menjadi lebih peka terhadap sinar cahaya. Kondisi ini berarti mata anda lebih mudah terkena kerusakan yang berhubungan dengan matahari.

10. Bila Anda seorang wanita bule bermata biru, perokok dan berambut pirang, Anda berada dalam tingkat tertinggi risiko kerusakan mata akibat sinar matahari. Hal ini tidak berarti kita yang lainnya lantas dapat merasa lega.


fb. Gendiiez Cubby Yummiee

8 mitos kesehatan yang masih salah kapra


Ininih 8 mitos kesehatan yang masih salah kaprah namun tetap diyakini dikalngan masyarakat. yuk nengok apa saja itu ,,,,

1. Rambut basah pada cuaca dingin bikin masuk angin
Sebenarnya mitos ini salah. Orang lebih mudah sakit saat cuaca dingin karena cenderung berkumpul dalam suatu ruangan, sehingga virus lebih mudah menyebar. Banyak penelitian yang menyelidiki antara suhu udara dan penyakit, namun belum ada yang menemukan keterkaitan tersebut. Malah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa suhu udara dingin merangsang sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu melindungi terhadap serangan penyakit, seperti pilek dan flu.

2. Membaca di tempat gelap bikin mata rusak
Memang benar bahwa membaca di lampu redup membuat mata bekerja sedikit lebih keras, namun belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa mitos ini merugikan kesehatan dalam jangka panjang. Seperti otot mata mungkin lelah jika harus bekerja keras membaca teks ukuran kecil dengan cahaya kurang.

3. Harus minum 8 gelas per hari
Anggapan minum delapan gelas setiap hari dimulai di tahun 1945 ketika Nutrition Board of the National Research merekomendasikan tubuh membutuhkan sekitar delapan gelas per hari agar kesehatan lebih optimal. Banyak orang yang salah persepsi mengenai anggapan ini. Para ahli menjelaskan bahwa cairan bisa meliputi minuman kopi, jus, minuman ringan lainnya dan makanan yang mengandung air. Jadi bukan 8 gelas per hari air putih.

4. Tidak sarapan agar bisa menurunkan berat badan
Makan secara teratur berarti metabolisme Anda bekerja keras dan membakar kalori saat memutar makanan yang Anda sudah makan menjadi energi. Bila Anda tidak makan, justru kalori lebih sedikit yang dibakar. Semakin Anda menahan lapar, semakin lambat metabolisme tubuh, sehingga sistem pembakaran kalori kurang efektif. Selain itu, menahan makan justru akhirnya membuat Anda makan lebih banyak dan akhirnya Anda menambahkan kalori ekstra dalam tubuh Anda yang sama sekali tidak bermanfaat.

5. Kita hanya menggunakan 10 persen otak kita
Faktanya kita menggunakan semua potensi otak kita, hanya saja tidak sekaligus. Sejumlah penelitian pencitraan otak menunjukkan bahwa tidak ada satu bagian di otak yang benar-benar tidak bekerja. 

6. Sendi berbunyi 'krak' menyebabkan radang sendi
Ketika merenggangkan sendi atau buku-buku tulang kita sering mendengar bunyi 'krak'. Hal ini disebabkan adanya gelembung udara kecil yang meledak. Banyak orang mengira jika kebiasaan ini diteruskan bisa menyebabkan radang sendi. Namun hingga kini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa hal tersebut berbahaya.

7. Alkohol membunuh sel otak
Alkohol memang mempengaruhi kinerja otak, seperti refleks lambat dan berkurangnya inhibisi (kemapuan berlogika). Tetapi peneliti di Universitas Buffalo mengungkapkan alkohol tidak menghancurkan atau membunuh sel-sel otak, melainkan hanya merusak ujung bercabang sel saraf yang membawa pesan ke dalam sel.

8. Makan di malam hari bikin gemuk

Banyak orang yang meyakini kalau makanan yang dikonsumsi sebelum jam tidur akan diubah menjadi lemak. Padahal, yang menentukan pertambahan lemak tubuh adalah jumlah total asupan kalori sepanjang hari. Tidak ada salahnya makan sebelum jam tidur asalkan kalori yang Anda konsumsi tidak melebihi total asupan kalori harian Anda

Minggu, 02 Juni 2013

n?sw@


Oleh, NisJasmine

n?sw@,, jika kusebut itu, apa kau mendengarnya?
Apa terasa getarannya hingga ujung rasamu?
Apakah gel0mbangnya tersampaikan pada radarmu?
Aku masih belum menemukan ide paling tepat tuk kuceritakan di siang ini, karena pAgi sudah berlalu di menit terakhir hari ke 17 bulan ke 5 ditahun 2013 ini. dAn nonsense.
Adzan masih mendentum mengitari dunia kAmpus yg tak putus.
Jarum jam masih mendenting di arl0ji usang itu.
Membaca cakrawala d'setiap denyut nadinya.
mAsih... Perjalanan ini belum berakhir.

Aku mAsih belum menemukan cAra bagaimana menyatukan puluhan cerita yg telah terkuak pda tautAn ini.
Menapak tilas, nAmpak terhubung, tpi tAk tercairkan.
Imaji demi imaji terkumpul lAksa skenari0 yang siap difilmkan.
Namun masih menjadi diksi yg penuh misteri.
Membiru kaku dlam bungkam.
Seperti puzzle yg tAk pernah terpecahkan.
Menganggun dantara keanggunan,,
d'antAranya...
Aku dAn kehidupanku,,
aku dan impianku,,
aku dAnn harapanku,
aku dan mimpiku,
aku dan senjaku.
Bukan aku jika tanpa kamu.

Rezim impiAn tu bahkan masih tersusun rapi di tempatnya, kan Q tinggalkan tuk kuwujudkan bersAma waktu. Bukan Q jika tidak gila. Bukan cintaku jika ia baik-baik sja. Bukan impianku jika tAk dihancurkan untuk dihadirkAn. Kamulah sAng cakrawala yg mAsih selalu kubaca aksaranya, tanpa mengenal waktu.

Entah diksi Apa yang menggelayuti imajimu kini.
Terjelas. Semua masih sama, meski ketika bAngun,,, tersadarlah bahwa hari ini tidak lAgi sama.
Tidak, sama.
Berlari dAlam kenaifan.
Berharap menemukanmu di antara senja. Mencari, mencari, n terus mencari.
Benar-benar naif.
Ternyata nyata yang tidak ada.
Lalu kututup dengan AKU dan BERTAHAN.

12:11, 17052013_depan ruAng d0sen

RUANG KATA PADA MALAM (Aku terdAmpar tanpa sayap)


Oleh, NisJasmine 

Riana  : Rehatkan sejenak, malaikat tak bersayap­­.
Teddy : Q sedang butuh suasana danau,,
Riana  : Hem, danau tak nampak di dekatmu saat ini, hanya malam tak bisakah ia membuatmu tenang?­­
Teddy : Malam ini justru membuat tulang Q semakin tandas.
Riana  : Sudahlah. Mungkin aku bisa menjadi danau untuk berbagi?­­
Teddy : Tak membuatmu risau?
Riana  : Aku hAnya risau karena diriku sendiri, malaikat bisa tersenyum bagian dari ketenanganku. Rangkailah kata-kata yang ada pada malam untuk uraikan makna.­­
Teddy : Aku terlalu banyak berpikir hingga menjebakku hrus berbuat apa,
Riana  : Yang pasti bukan menyesali yang telah ada saat ni kan?
Teddy : Aku sedang belajar ikhlas tanpa ada sesal.
Riana  : Bukan keikhlasan ketika dapat dikatakan, tapi rasakan dan relakan. Itu yang dinamakan keikhlasan. Lakukan, mencoba, jalan akan mengiringi­­.
Teddy : hmmm...bener juga,
Riana  : Nggeh, seperti itulah. B0leh dicoba. silahkan
Teddy : Kamu pernah merasakan hal tersebut?
Riana  : Terlalu sering, kerelaan membuatku belajar banyak tentang hidup dan arti “kepemilikan”.
Teddy : Benarkah? Malam semakin larut, belum bu2k?
Riana  : Hendak, masih berimaji untuk danau kah?
Teddy : Aku lelah,,, terima kasih sudah menemaniQ malam ini...aq sungguh terhibur. Tak tahu harus bagaiman membalasmu.
Riana  : tak perlu di balas, aku pun merasa sama, terimaksih. Terimakasih telah menemani sajak bermalamku. Tutup malam ini, tenggelamlah dalam gelap agar siap untuk menjumpai mentari esok pagi dengan senyum terindahmu pastinya.
Teddy : Sama-sama. Mungkin aku akan menjaga tidurmu. Entah bagaimana caranya, mungkin ku terlalu lancang jika aku hadir di mimpi'mu.
Riana  : Hadirlaah. Aku akan menjamu mu
Teddy : Mungkin aku terlalu lancang jika aku hadir di mimpi'mu. Untuk membalas'mu. hmmm.. tapi bukankah kau ingin menjamu seseorang di mimpimu?
Riana  : dia telah memaling, aku hanya bisa melihat punggungnya tanpa senyuman. Menjadikannya bagian dari perjalanan
Teddy : jika aku menggantikannya terlalu lancang'kah?
Riana  : Sudut ruang singgasana itu telah terkunci, aku tak memiliki jawaban apapun untuk dikatakan.
Teddy : Memang aku tahu apa yang sedang kau rasakan. aku hanya berharap saja kok. mungkin aku hadir dan menemani di mimpi'mu saja sudah membuatQ bahagia kerana sebagai balasanQ telah menemaniQ malam ini...
Riana  : Lelaplah dalam gelap ini, senyum akan memberi damai meski sejenak. Bayangan ilusi tak selamanya nyata, karena ia sekedar siluet tapi kasih terukir tak bersisa untuk malam, mimpi adalah bagian dari jiwa. Pemegang kehidupan. Selamat malam malaikat tak bersayap, rumput ingin berselimut embun hingga pagi tersapa oleh mentari. Biarkan ia tetap rumput yang menghijaukan kehidupan.
Teddy : kata2mu membuatQ klepek2. Like this.
Riana  : haha..
Teddy : andai saja aku adalah orang yg memalingkanmu itu, aku akan hadir dan minta maaf, malam ini juga.
Riana  : ia tak melihat itu, aku tak melihat hijau di matanya, bukanlah untuk rumput
Teddy : sungguh bodoh..
Riana  : jalanku rumput, ia memilih jalan berbatu, biarlaah… dan ijinkan rumput menutup malam, dingin embun aku tak sanggup melawannya.

SETANGKAI BUNGA MELATI


Oleh, NisJasmine

Jepara, kotaku. Kota kecil nan indah, terletak tak jauh dari pantura timur Jawa Tengah. Kota yang membuatku mampu memahami makna pasang surutnya hidup. Kecintaan dan hasratku untuk mengekplorasi misteri kehidupan  telah menuntunku melakukan perjalanan yang membuatku menemukan berbagai petualangan yang indah.
Sebut saja aku, Asma. Si gadis murah senyum, julukan yang dinobatkan teman-temanku semenjak kelas dua SMA. Dua bulan lalu, usiaku genap 17 tahun. Aku besar ditengah-tengah keluarga dengan gaya hidup yang serba mewah, tetapi tetap menekankan ajaran islam sebagai cara hidup keluarga kami. Misalnya, Shalat berjama’ah selalu ditanamkan ayah kepada kami. Namun, sesekali aku merasakan kepenatan tiada terkira. Salman, saudara bungsuku yang usianya terpaut satu tahun denganku, lebih senang menghabiskan liburan semester ini bersama teman-temannya. Belum lagi Ayah, sibuk dengan bisnis meubelnya. Bunda, yang setiap hari nangkring didepan laptop dengan bisnis onlinenya.
“Bunda, jauh didalam lubuk hatiku sebenarnya aku menjerit menahan rasa  yang tak terperi, Bun.” Ujarku sambil merengek disamping bunda yang sibuk dengan laptopnya di teras depan.
“Kenapa sayang?” Tanya bunda sembari meneguk secangkir kopi sebagai penghangat tubuhnya.
“Biasa, bun. Galau anak muda, hehe.” Jawabku.
“Galau mikirin apa, sayang? Soal cinta? Mbok  ya fokus sekolah dulu. Perjalananmu masih panjang. Jangan habiskan waktumu untuk sekedar memikirkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Yakin deh sama bunda, suatu hari nanti kamu akan mendapatkan seseorang yang benar-benar kamu inginkan.” Kata bunda, menasehatiku.
“Begitu ya, bun. Sekarang kan lagi musim liburan, boleh dong sedikit memikirkan hal itu. hehe” Jawabku sambil tersenyum.
Beberapa waktu berselang. Aku terdiam, ku palingkan  wajahku dari bunda. Kupandangi melati yang menjulurkan batangnya ke atap rumah. Seketika hanyut dalam lamunan, terbesit dalam hati. Aku memang terlihat tegar, bunda. Diusiaku yang menginjak remaja ini terkadang dalam kesendirian, aku menjadi sosok yang sangat rapuh. Aku sangat ingin mengenal apa itu cinta. Sudah lama aku mengagumi sosok yang aku sebut pangeran. Dan sosok  pangeran itu adalah Lana. bunda sebenarnya paham sosok Lana. Sering lewat depan rumah, sesekali memetik melati di teras depan. “Maafkan aku, bun.” Ujarku dalam hati
Mega merah nampak memudar dikaki langit barat, kumandang adzan isya’ mulai terdengar. “Bunda, mbak Asma. Cepat masuk ke dalam rumah, kita shalat berjama’ah. Ayah sudah menunggu.” Teriak Salman.
“Iya, bentar. Aku bantu bunda beresin laptop dulu.” Jawabku.
Tak lama, aku dan bunda masuk ke dalam rumah. Bergegas mengambil air wudhu dan shalat berjama’ah.
***
Aku duduk di ruang belajar, menatap buku-buku yang berjejer rapi diatas meja. Kerudung putih melingkar rapi menutupi gamis coklat yang nampak senada dengan Novelet “Dalam Mihrab Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy. Senyumku mengembang, lalu aku ambillah karya Novelis Sarjana Al-Azhar University Cairo, penulis adikarya fenomenal Ayat Ayat Cinta itu. Dalam novel kutemukan sebuah kutipan:
Kebijakan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap.” (Napoleon Hill)
Ku tulis kalimat itu diselembar kertas, tinta merah menjadi saksi bisu. Aku tempelkan tepat di dinding dimana aku duduk di ruang belajar. Bagiku kutipan itu memiliki makna mendalam, bagaikan stimulus yang mampu membangkitkan semangatku ketika pagi menyapa.
***
 Matahari mulai menampakkan wajahnya. Suasana yang diselimuti mendung, takan mampu menghalangiku menjalankan aktivitas yang tak pernah ku lewatkan saat liburan tiba. Ku kenakan jersey merah panjang dan berbalut jilbab putih untuk menaklukkan arena jogging ku, segera aku langkahkan kakiku ke lapangan volli depan rumah. Satu putaran penuh telah kulalui. Terhenti dan berdiri di teras rumah sembari memandang melati yang  aku tanam dua tahun silam.
“Asma!!” Suara Mita membahana memecah keheningan, “Lagi apa?”
Aku menoleh dan tersenyum, “lihat melati”, jawabku pendek.
Mita melangkah mendekat. Ia menghela nafas panjang, kemudian mengikuti pandanganku.
“Kamu mikirin apa, sih?” ujar Mita.
“Nggak ada.” Jawabku singkat.
“Patah hati?” Tanyanya dengan tatapan tajam yang mampu merobek hatiku.
“Aku pikir aku sedang jatuh cinta.” Jawabku diplomatis.
“Jatuh cinta dan patah hati adalah dua hal yang berbeda namun punya rasa yang sama. Jatuh cinta, semanis apapun kata itu terlontar, yang namanya jatuh pasti menyakitkan” ucap Mita.
Suasana menjadi hening sejenak, aku masih mencoba menelanjangi setiap makna dari kata-kata yang Mita ucapkan. Bahkan sampai saat ini, aku masih belum tahu apakah aku telah patah hati atau aku seorang gadis yang tengah dimabuk cinta. Matanya, wajahnya, pesonanya masih singgah dimataku, namun semua itu tak ubahnya sebilah sembilu. Hanya mampu menyayat-nyayat hatiku. Wahai pangeran cintaku… salahkah aku yang tak pernah puas merindumu?
“Melati itu menyimpan sesuatu, kan?”  Mita kembali membuka dialog diantara kita. Cesssss… terasa gemerincing, bagai siraman air sewindu.
Aku tak menjawab, hingga Mita berkata lagi. “Wajah manis yang tersenyum.”
Aku menoleh. “Please, jangan ingatkan aku.”
“Tapi melati itu sama saja mengenang lana, kan? Apa bedanya, As? Semuanya sama. Pasti puisi itu, melati itu, dan tulisan-tulisanmu. Semua punya satu makna, hanya Lana seorang. Ya kan, As?” tanyanya membuka luka lamaku.
“Mit, dari dulu aku ingin sekali menjadi cewek yang tegar, yang tak peduli meskipun orang jahat padaku, tak menangis meski ditinggalkan orang yang ku cintai, tak peduli meski aku disakiti. Tapi, ketidakpedulianku pada Lana berbeda makna, Mit. Lana tetap menjadi orang yang aku sayangi sampai saat ini.” Ucapku terdengar sendu.
“Aku tahu dimana posisimu sekarang, As. Yang sabar ya?” Mita menenangkanku.
Ya, Mita adalah putri sulung budheku sekaligus teman sebangkuku. Dia gadis sederhana, tidak pernah berpenampilan yang neko-neko dan mencolok. Aku baru sadar, kalau dia saudara yang bisa aku percaya sampai saat ini. Bahkan aku mengakui, kedekatanku dengan Mita lebih dari kedekatanku dengan ayah dan bunda. Ayah dan bunda belum mengijinkan aku untuk mengenal about love kepada lawan jenis,  itu sebabnya aku sedikit tertutup kepada mereka.
***
“Wah, indahnya bunga itu?” tanyaku takjub, dan terus memandangi bunga berwarna putih.
Lana menggeleng. “Itu  bunga melati diseberang jendela kamarmu.”
“Owh, bunga putih diseberang jendela kamarku, yang tiap hari bisa kulihat dari teras rumah bahkan dari dalam kamar pun aku bisa memandangnya.
“Harum sekali.” Ujarku sambil menyentuh bunga itu. Lana hanya tersenyum.
“Lana… ini boleh buatku?” tanyaku.
Tapi Lana menggeleng. “Tidak boleh, ini bunga spesial. Bunga ini untuk cewek yang aku sayangi.” dia tersenyum.
Aku sedikit kesal. “Memangnya kamu nggak sayang sama aku?”
“Yeee… enggak.” Jawabnya ketus.
***
Aku terpaku dalam bayang-bayang maya, dan suasana dari satu mimpi, yang menyalib kedua tangan dan kakiku, diatas tiang rasa. Betapa tipis batas antara suka dan tak suka, cinta dan tak cinta. Aku dalam kekalutanku, melewati malam-malamku dengan menangis. Tangisku adalah pencampuran antara rasa sedih karena harus mengalami hal yang seperti ini. Mengagumi dalam diam, mungkin kalimat itu tepat diperuntukkan padaku. Aku tahu, semua tabu bagiku untuk mengakuinya.
Sejak itu aku tak lagi membiarkan diriku tenggelam dalam kesedihan. Aku banyak berdo’a, banyak shalat malam, dan lebih memasrahkan diri pada Allah. Karena memang menangis sungguh tak membawa hasil apa-apa. Apa yang telah terjadi sudah menjadi bagian dari hidup yang harus aku jalani. Allah lebih tahu apa yang terbaik bagiku. Jika ini yang terbaik, aku akan terima dengan lapang dada.
***
“Cakep nggak, As?” Tanya Mita dengan memperlihatkan foto dalam facebook ponselnya. “Dia anak IPA lho….” Ujarnya.
“Aku hanya menggangkat bahuku lalu meninggalkan Mita didepan rumahku.”
“As…” Mita memanggilku dan menggandeng lenganku, meminta kembali.
“Aku mau melihat Lana.” Jawabku sambil tersenyum masam. “Besok, jangan lihatkan aku foto cowok. Buat apa coba?”
“Supaya kamu nggak menunggu Lana terus… untuk apa menyentuh hidup seseorang jika hanya untuk menghancurkan hatinya” sahut Mita.
“Aku merasa nyaman menunggunya, Mit. Dan aku bahagia, aku sadar kalau yang aku tunggu adalah orang yang aku sayangi.”
Mita meninggalkanku didepan jendela dimana aku bisa menatap bunga melati itu. Entah dimana bunga yang telah ia petik kemarin. Tapi, kalau bunga putih itu telah diberikan kepada cewek lain, aku akan tetap bahagia. Mungkin menyakitkan jika aku melihat dia bahagia dengan orang lain, tapi kurasa akan lebih menyakitkan lagi jika aku tahu dia nggak pernah bahagia bersamaku.
***
“Kamu suka bunga melati ya, Lan?”
Lana menggeleng, “Suka harumnya saja.”
Aku mengangguk. Dan sejak pertama aku melihat bunga putih itu, aku jadi sangat menyukai bunga melati. Bunga diseberang jendela kamarku.
“Kamu nggak sekolah?” tanyanya.
“Masih libur.” Jawabku. Dan aku melihat Lana mengambil bunga melati disebrang jendela, “Mau diapakan?” tanyaku.
“Hanya ingin mencium harumnya.” Jawabnya dengan wajah yang tersenyum.
Tak lama kemudian Lana beranjak dari teras depan rumahku.
Aku terdiam. Lana sosok yang sederhana. Serta tidak berpenampilan yang membuat orang menjadi tergoda melihatnya, terutama kaum hawa. Lana juga cowok yang sangat biasa. Ia tidak cakep, tidak jelek, tidak sombong, tidak pendiam, tidak cerewet. Ia memiliki jiwa karismatik, itu yang aku suka. Lana terkadang membuatku terjebak dalam pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya. Pertanyaan yang kubuat sendiri dan tak ku temukan jawaban. Dan sehari setelah pertemuan itu. Lana menghilang, Lana memang sering SMS dan menelponku. Tapi, aku sering teringat bunga itu. Aku menganggap ia sudah bahagia dengan cewek yang menerima bunga melati dari dirinya.
***
“As… Asma,” Mita memanggilku. Dia membuatku mengalihkan pandangan dari melati itu.
“Kamu ingat Lana, As?” tanyanya.
“Tidak.” Jawabku singkat, namun kontradiksi dengan hatiku. Dalam hati bertanya, jika benar demikian, lalu untuk apa aku memandangi bunga putih itu tiap hari.
“Ah, ada yang aneh dimatamu, sesuatu yang tak bisa aku tebak.” Gumamnya. Kemudian Mita meninggalkanku sendiri dalam penantian yang tak pasti.
Ku langkahkan kaki ini ke dalam kamar. Tertunduk di ruang belajar, terlintas kutipan novel itu. Sedikit tenang rasanya, mulai hilang kegundahanku. Kemudian ku rebahkan raga ini diatas kasur busa. Aku merasakan kenyamanan yang tiada terkira, seakan hilang semua penatku.
***
            Malam kembali menjadi selimut langit, sang dewi malam mengintip terang membentuk senyuman. Berjuta galaxi di sisinya tak kan pernah mampu manandingi kecantikan dan keanggunannya. Kecantikan yang melukiskan wajah seseorang yang begitu kurindukan. Andaikan Tuhan menciptakan dua rembulan, mungkin senyum yang mengembang diatas sana tak kan berganti-ganti menyesuaikan tanggal. Namun sayangnya Tuhan menciptakan satu bulan diantara ribuan bintang, meski terlihat terang namun jelas begitu kesepian. Andaikan juga aku dapat kembali kemasa-masa itu, masa dimana aku masih bisa melihat senyumnya, akan kupastikan untuk menggenggam erat tangannya dan tak kan pernah aku lepaskan. Sayangnya waktu seperti jarum jam, yang bergerak mengikuti sunatullah yang tak mungkin dapat diputar kembali. Dan inilah aku, masih berdiri kuat berkumpul bersama keluargaku.
“Sayang, maafkan bunda. Bunda mengerti apa yang kamu inginkan bersama harapan-harapan yang kamu rajut. About love, ayahmu setuju dengan pendapat bunda. Jika kamu mengagumi sosok pangeranmu, boleh saja. Asalkan tahu bagaimana seharusnya kamu bersikap. Untuk saat ini, ayah dan bunda memberikan kebebasan padamu, sayang. Ingat, jangan salah gunakan kepercayaan yang telah ayah dan bunda berikan. Dan harus tetap semangat belajarnya.” Ujar bunda dengan bola mata yang mulai berkaca-kaca.
Aku tertegun sejenak sebelum menanggapi pernyataan bunda. Tiba-tiba rasa gundah dihatiku sirna, seperti angin yang membawa wangi melati, ada rasa damai. “Ayah, bunda. Jangan khawatir. Asma akan berusaha menjaga kepercayaan ayah dan bunda berikan.”
“Mbak Asma, Alhamdulillah ya. Cetar membahana badai, subhanallah. Mbak Asma terlihat bahagia malam ini.” Sahut Salman, adik bungsuku.
“Hehe, anak kecil tau apa tentang pembicaraan ini.” Bisikku lirih.
“Yee, tidak apa-apa tho mbak.” Sahutnya.
“Sstt, anak kecil tutup telinga. Tidak boleh seperti itu.” Ujarku.
“Hemm,, nggeh mbak Asma yang paling cantik.”
“Sudah malam. Asma, Salman. Masuk ke kamar masing-masing, kita istirahat.” Ujar ayah menambah percakapan.
“Iya ayah.” Jawabku dan Salman.
***
Semenjak kepergian Lana satu tahun silam,  kabar terakhir yang aku terima ia menyelesaikan studinya di salah satu Universitas di Bandung. Dibalik rasa senangku atas pernyataan bunda, aku justru semakin dilanda kekalutan. Aktivitasku habiskan dengan sekolah, membaca novel-novel religi, dan membuat coret-coretan sekedar menyalurkan hobiku membaca. Mulai dari situlah, semangat hidupku bangkit lagi. Bahkan tak jarang aku bermunajat kepada Allah. Dalam do’a aku meminta kepada Allah agar menghilangkan rasa kegelisahan dan ketidaktenangan dalam diri jiwaku. Aku akan menunggunya, jangankan untuk menyelesaikan studinya, menunggunya seribu tahun pun aku sanggup. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan.
***
Pagi ini cerah. Aku melihat sosok pria berdiri diseberang jendela kamar mencoba memetik bunga melati itu. Terdiam sejenak dan “Itu Lana…” teriakku dan berlari menuju seberang jendela kamarku, kemudian menghampirinya.
  “Itu melati, Lan?” tanyaku.
“Yups…”
“Kok Cuma setangkai?”
Lana menatapku, “Kamu pernah ditinggalkan orang yang paling kamu sayangi?”
“Ng…iya.” Aku hanya menjawab bingung. Terus menatap setangkai bunga melati yang dibawanya.
“Dan kamu merasa nggak ada yang bisa menggantikan orang itu, meski kamu tahu ada orang lain yang mencintaimu?”
“Hemm… kamu ngomong apa sih?”
“Terkadang kamu terlalu lama melihat cinta yang sudah meninggalkanmu, hingga kamu nggak bisa melihat cinta lain yang ada.”
Aku menggeleng. “Lalu apa hubungannya dengan setangkai bunga melati ini?”
Tiba-tiba, aku teringat sesuatu. Ya, Lana pernah mengatakan, “Bunga ini cuma buat orang yang aku sayangi.” Aku terpaksa tersenyum. “Aku tahu maksudmu.”
Kita tak kan pernah tahu kapan kita akan jatuh cinta, tapi jika itu terjadi raihlah dengan kedua tanganmu dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta tanda tanya dihatinya. Cinta dapat membuatmu bahagia sekaligus menderita tapi cinta baru berharga jika diberikan pada orang yang menghargainya. Cara terbaik untuk jatuh cinta adalah jatuh tapi jangan terhuyung, karena cinta itu menguatkan. Cinta itu seperti melati, suci nan tegar.

SELESAI

P0p CORN “firs love?"


Oleh, Dewi Muliyana, ( di sempurnakan NisJasmine )

Kantor advokat Arfan Helmi syahid, SH.
                “Ketika dedaunan mulai merontokkan daunnya, aku tak bergeming sedikitpun.  Yeachhh walau aku tak mampu, aku tak kan berharap kau datang kembali dihadapanku, seperti malam itu. Malam yang penuh dengan kenangan mengesankan, kau bercerita tentang berbagai hal, cinta, kasih sayang, keluarga, atau bahkan masalah yang tengah kau hadapi. Akupun tak pernah sungkan mendengarkan keluh kesah yang kau ceritakan padaku, aku tak tahu kenapa itu,  apa karna aku mencintaimu? hingga apa yang engkau lakukan dihadapan ku terasa indah atau bahkan istimewa .... tapi apakah aku yang terlalu berlebihan ....???  mungkin cinta ku telah membutakan semuanya.”  Tulisku pada secarik kertas.
            Hatiku berdebar, tujuh tahun telah berlalu. Semua keindahan yang nyaris menghilang kini kembali menmgusik pikiranku. Entah seperti apa wajahnya sekarang? Apakah dia masih seorang bocah seperti dulu? Hmmmm, jika harus menceritakan tentang dia, mungkin akan membutuhkan puluhan bahkan ratusan botol tinta untuk menulisnya.
Tepat tujuh tahun yang lalu,
            Disini, masih di tempat ini. Di kantor advokat Arfan helmi syahid, SH. Saat itu usiaku masih 21 tahun, masih berstatus sebagai mahasiswa hukum semester 6. Di sabtu sore yang biasanya menyenangkan, kini tiba-tiba menjadi sabtu sore yang menegangkan. Hari ini aku harus menghadapinya, seseorang yang serasa begitu menakutkan bagiku. Kudengar dia mahasiswa semester 4 pindahan dari luar negeri. Bukan itu yang membuatku bingung, tapi karna dia anak paman kim, sahabat ayahku yang meminjamkan rumahnya padaku. Rumah yang kutempati selama 3 tahun, kini harus kutinggalkan.
“hai.....” suara Alya mengejutkanku.
Aku tersenyum.
“Mikirin apa hayo.....” tanyanya
“ malam ini dia datang?”
“siapa?”
“anak dari pemilik rumah yang kutempati”
“bagus dong, berarti sekarang kamu punya temen” jawaban Alya begitu santai seakan tak mampu membaca ekspresiku
“dia laki-laki, semester 2”
“wah litu lebih bagus dong, brondong. Ih...... cucok!!!!”
Aku melotot padanya.....
“iya! iya! biasa aja kek! Terus masalahnya apa?” tanyanya
“aku belum punya tempat tinggal...., aku nginep ditempatmu dulu boleh ga. Besok aku cari kos deh...?” tanyaku dengan tampang yang diimut-imutkan
“aku aja numpang! kamu malam ini tinggal disana aja dulu, besok tak bantu nyari kos”
“dia itu laki-laki” teriakku.
Alya menutup kupingnya, “ya, ga usah teriak kali, kuping gue masih normal” keluhnya, “ ya, udah nanti malam datang ja ke rumah kakak ku”
Aku mempersembahkan senyum termanis yang kupunya.

---000---

“hai....tante” seorang laki-laki dengan tinggi 175cm menggetkanku. What????? Tante??? Dia buta pa gimana?
“kamu tante Meswa ya?” mengulurkan tangannya, “kenalin tante, aku Lee. Yang kemarin bilang mau kesini”
“tante? Kamu pikir aku setua itu!!!” gentakku “dasar bocah!”
“ini rumahku ya?” tanyanya sok!
“iya, aku tau. Sekarang aku akan pergi.”
“kemana?” tanyanya, “maksudku tante mau tinggal dimana?” dia mengulangi pertanyaanya.
“dimanapun asal ga denganmu!”
“heyyy, emang aku ini kenapa?”
Aku tak memperdulikan ocehannya, langsung pergi gitu aja tanpa bicara.
---000----

Halte bus....
Apakah aku ini bodoh? Sekarang 1000 bus lewat pun aku ga akan bisa sampai rumah Alya kalau dompetku tertinggal di rumah bocah tengik itu. Mana HP-ku ga da pulsanya lagi. Huh... ternyata aku memang benar-benar fakir miskin. Disaatku hampir putus asa, tiba-tiba starligh hp-q menyala diikuti lagu part of the dream. Dimana ada kesulitan, disitu pasti ada jalan, pikirku.
“ya...” aku menjawab telpon dengan nada yang paling judes
“hei, tante. Sekarang kamu dimana?”
Tanpa kusadari aku menceritakan semuanya padanya, sampai akhirnya dia mematikan telephone-nya. Sejenak aku berpikir dan menghibur diri, tak ada salahnya menumpang semalam di rumahnya. Setidaknya, aku bisa tidur nyaman untuk malam ini.
Tiba-tiba terdengar deru motor yang di-rem.
“ayo”katanya
“terimakasih ya...”ucapku
“sudah, cepet naik atau aku tinggal”
---000----
“hanya untuk malam ini, aku berjanji besok akan pergi.” kataku sesampainya di rumah.
“ sudahlah tinggal disini saja, aku juga butuh pembantu!” jawabnya enteng, dasar bocah seenaknya saja merendahkan orang.
“apa kamu punya gangguan otak? Setelah memanggilku tante sekarang kamu mau menjadikan aku pembantu. Hei, aku masih punya harga diri”
“apa harga diri itu begitu penting bagimu?”
“aku ini manusia!!!”
“manusia?” dia tersenyum menjengkelkan “ tante bahkan lebih layak disebut monster”
Aku membanting tas yang sejak tadi kupegang. “aku memang bodoh! Seharusnya aku ga kembali kesini, tinggal bersama bocah sombong sepertimu
“memang masalahmu itu apa? Aku seperti ini karna memang karakterku seperti ini? Kalau saja ayahku ga memintaku untuk baik-baik denganmu aku juga ga mau tinggal dengan tante-tante sepertimu”
Apa? Jadi dia tadi bersikap baik karena paman kim? Owhhh dia benar-benar parah
“kenapa diam? Apa baru aku yang menyadarkanmu kalau kamu itu tante-tante.”
Beberapa hari yang lalu, aku berharap dia bisa berbahasa Indonesia agar mempermudahku dalam berkomunikasi, tapi pada detik ini, aku berharap Lee tidak pernah bisa berbahasa Indonesia. Sangat menyakitkan!
“ini Indonesia? Laki-laki dan perempuan tidak boleh tinggal bersama.” Teriakku.
“memang kenapa?” tanyanya begitu lugu, “memangnya ada larangan seorang keponakan tinggal dengan tantenya?”
Bukkkkk!!!! Tanganku akhirnya mendarat juga di kepalanya.
“aww, sakit tante!” keluhnya. “baiklah-baiklah, besok aku akan berkunjung ke tetangga sambil membawa kue beras dan bilang satu-satu kalau kamu ini tanteku” uacapnya seraya pergi “ sekarang tidur” ambahnya.
“oke baiklah, tapi kamu harus mematuhi bats-batas teritorial yang kubuat”
Lee berbalik arah. “apa? Batas? Hey ini rumahku!”
Lee berteriak ga jelas saat aku memberikan batas-batas yang boleh ia lewati dan yang tidak. Aku ga peduli, toh dia hanyalah seorang bocah.
---000---
Di kantor advokat, aku masih membereskan berkas-berkas kasus penganiaayaan seorang laki-lagi terhadap seniorku. Aku masih belum mengerti, mengapa laki-laki selalu menggunakan kegagahannya untuk menyakiti, bukan melindungi. Bekerja disisni memang sangat memilukan, masuk ke dalam divisi advokasi keperempuanan terkadang membuatku merasa hidup ini tak adil, apakah seorang laki-laki dan perempuan diciptakan berbeda, yang laki-laki berhak menindas sedangkan perempuan layak untuk ditindas? Aku benci yang seperti ini, walau sudah banyak bukti akan kekerasan terhadap perempuan, aku masih percaya masih banyak laki-laki yang bisa melindungi. Masih teringat jelas bagaimana ayahku mati mengenaskan hanya untuk melindungiku dan ibuku. Peristiwa itu takan pernah kulupakan, ayah mencintaiku dan ibu lebih dari dirinya. Disaat mengingat masa-masa indah waktu kecil dulu, tiba-tiba aku teringat pada Lee, anak kecil dengan mata sipitnya. Aku mendengar suaranya saat menelfonku, nadanya saat dia berkata mengkhawatirkanku. Aku seakan mendengar nada ayah saat mengatakan hal yang sama.
“semalam kamu tidur dimana Mes....?” pertanyaan aAlya membuyarkan lamunanku.
“di rumah” jawabku singkat
“kok bisa?”
“semalam, saat aku mau ke rumahmu, dompetku tertinggal. Mau menelponmu, hp-ku ga da pulsa. Untungnya Lee menjemputku”
“ Lee?   Siapa Lee?”
“anak yang punya rumah”
“seperti apa dia?”
“emmmm, tingginya sekitar 175cm, hidungya mancung, matanya sipit”
“wah ganteng dong, boleh juga tuh...”
“hei, dia tu masih kecil, dia masih 19th, kamu mau?”
“bukan untukku, tapi kamu”
“ikhhh. Ogah. Aku tuh masih suka ya sama mas fachril” obrolan kami terhenti ketika sosok laki-laki yang ku sebut melintas. Mas fachril hanya tersenyum, saat berada dihadapku. Entah apa yang kurasakan? Aku mengaguminya. Entah itu sebatas teman? Sahabat? Atau lebih dari itu. Namun jauh dari itu aku hanya ingin terlihat normal. Mencintai laki-laki.
---000---
Hari, berganti bulan. Tak terasa, pertengkaran diantara aku dan Lee pun menjadi hal yang biasa setiap kali bertemu. Batas-batas teritorial yang ku buat selalu menjadi pemicu perang mulut diantara kami. Sebenarnya dia ank yang baik, hanya saja terkadang mulutnya jelek.
“kamu makan apa tant?” Lee memulai ucapan, biasanya akan berujung dengan pertengkaran. Inilah kami, hidup bersama dalam satu atap. Pertengkaran dan keributan selalu mewarnainya, entah karena rasa sayang atau hanya sekedar basa-basi belaka.
Dia melihat isi mangkok ku. “ mie instan lagi? Hey tante, apa kamu ini benar-benar bodoh atau ga bisa baca! Mie instan itu menganduk wax, jika terus dikonsumsi wax itu ga bisa dikeluarkan, lama kelamaan akan mengendap diperutmu dan lama-lama bisa membunuhmu.”
“bukan mie yang akan membunuhku! Tapi kelaparan kronis yang akan membunuhku kalau aku ga segera makan.”
‘kamu kan bisa masak!”
“aku ga bisa masak!” jawabku enteng.
“hah” Lee membuang nafasnya. “bagaimana mungkin ada perempuan Indonesia yang ga bisa masak? Apa ibumu tak pernah mengajarkanmu memasak?”
Aku tersentak mendengar perkataannya. Berhenti menelan makanan walau sudah masuk mulut. “ibuku meninggal saat aku berusia 10th” jawabku rendah.
Lee terdiam. Dia mengambil mangkukku lalu menumpahkan isinya ke tempat sampah. “aku akan memasakkkan untukmu, bersabarlah sedikit” Lee mengambil celemek lalu memulai adegan yang tak pernah aku lakukan. Seorang yang kuanggap bocah bermulut jelek masak untukku?
Tiba-tiba dia menjadi sangat manis. Ternyata benar, cowok itu terlihat seksi jika sedang memasak. Tentu lain ceritanya jika yang memasak itu abang penjual nasi goreng. Yang seksi itu yang memasak dengan cinta, kata ibu dulu. Pantas ibu sangat mengagumi ayah yang pandai memasak. Huh lagi-lagi teringat mereka, andai aku tak pernah dilahirkan mungkin semua tak akan seperti ini.
“ini” Lee menaruh beberapa jenis makanan. “ayo makan bersama” ajaknya.
Melihat makanan aku seperti melihat surga. Baru kali ini aku diperlakukan dengan sangat istimewa (itu menurutku) oleh seorang laki-laki.
“makasih ya....?” jawabku
“ini ga gratis”
“apa?” aku melototot “jadi aku harus bayar, baiklah sekaranga aku muntahkan” aku menuju tempat sampah dan memuntahkan apa yang sudah kumakan.
“heh! Aku ini sudah memasak dengan susah payah untukmu, mengapa dimuntahkan?”
“aku juga sudah susah payah memasak mie instan dengan susah payah. Kenapa kamu membuangnya?”
“itu karna makananmu itu tidak sehat.”
“lebih baik akau makan makanan yang ga sehat daripada harus makan makanan yang ga ikhlas, ini lebih layak disebut pakan ternak daripada makanan manusia.”
“siapa bilang ini makanan manusia, ini makanan monster. Maka dari itu makanlah dengan lahap” dia menyerahkan selembar foto “ini, bayarlah dengan ini”
“siapa dia?”
“tolong cari tau dia, dia mahasiswa hukum sepertimu. Hanya 2 tingkat dibawahmu. Kalau tante benar-benar penyidik handal, tolong selidiki dia untukku”
Aku menatap foto yang disodorkannya, gadis cantik berambut panjang dengan dagu yang meruncing. Ternyata seleranya benar-benar tinggi.
---000---
Di kantor advokat aku berusaha mencari tau siapa sosok dibalik foto yang Lee berikan. Ternyata dia lumayan populer, baru 1 semester disini, hampir semua mahasiswa fak. Hukum mengenalnya. Dia cantik, benar-benar cantik. Seperti bidadari. Sayngnya namanya begitu menggelikan bagiku. Namanya itu sok berharga banget! Berliana intan mutiara permatasari. Sok berharga banget kan???? Kenapa ga sekalian ditambah emaswati dibelakangnya.
“kakak nyari aku?”tanyanya saat menghampiriku.
Aku tersenyum (aslinya terpaksa) “iya, kamu Berliana ya?”
“iya, ada apa?” tanyanya ketus. Huh, sia-sia aku senyum.
“aku mencarimu untung Lee, kamu mengenalnya? Ini fotonya” aku menydorkan foto Lee yang kuambil (tepatnya kucuri) tadi pagi.
“aku sudah ga da urusan apa-apa dengannya” dia meninggalkanku. Gitu aja, kayak aku ini bukan orang aja. Apa dia satu spesies dengan Lee yang selalu menganggapku monster.
“tunggu!” panggilku, (terpaksa lagi, karna sudah di sogok makan malam. Ternyata di sogok itu sangat tidak menyenangkan) “dia jauh-jauh datang dari Belanda hanya untukmu Berlian, dia pindah kuliah juga karenamu. Di hampir gila karenamu.” Ucapku sedekit berlebihan
“apa kakak ga tau, betapa sakitnya aku saat dia mengatakan pada teman-temannya, aku ini hanya mainannya. Aku ini Cuma barang taruhan baginya. Aku juga jauh-jauh dari Belanda, meninggalkan semua mimpiku hanya untuk menghapusnya dari hidupku. Aku juga sama hampir gilanya dengannya” dia langsung pergi setelah mengucapkan kata-kata yang yang membuatku tersihir. Begitukah? Lee benar-benar brengsek!
---000---
Perutku berkontraksi, entah apa yang terjadi. Aku seperti mau mati. Keringat dingin nmengucur deras di tubuhku. Samar-samar ku dengar suara Lee memanggil dari luar, tapi rasa sakit ini membuatku tak berdaya, apakah ini rasanya kematian? Mengapa begitu sakit? Kalau sesakit ini, kenapa ayah dan ibuku rela mati untukku?
“tante” tiba-tiba Lee muncul dibalik pintu yang tadinya kukunci.
“tante kamu ga papa?”
“perutku sakit Lee”
“tunggu sebentar ya...” Lee pergi meninggalkanku setelah menyelimutuku,
5 menit menunggu
½ jam menunggu
1 jam berlalu, Lee masih belum kembali sampai akhirnya aku tertidur dan tak tau lagi seberapa lama Lee pergi.
“tante” panggilnya
Pelan-pelan aku membuka mata. “minum ini?” dia membawakan obat magh padaku
“aku tidak mau? rasanya ga enak!” tolakku
“apa? Ga enak? Tidakkah kamu berfikir betapa aku mengkhawatirkan kesehatanmu? Tidakkah kamu berfikir bagaimana capeknya aku berlari mencari obat ini? Apakah kamu tau, motorku mogok dan kutinggal begitu saja karna hanya memikirkanmu! Cuma kamu yang ada di otakku sampai aku tak tau berapa lama aku berlari. Dan hanya karna rasanya yang ga enak...” belum Lee menhyelesaikan ucapannya aku sudah merampas obat yang dibawanya, lalu segera menelannya.
“apa kamu puas sekarang?” tanyaku berlinanga air mata “keluar darikamarku, tolong.... kumohon”
Lee keluar dengan mimik tak mengerti, aku tau dia pasti tak mengerti dengan sikapku. Maafkan aku Lee, aku hanya tak ingin kamu melihatku sekarat lebih dari ini. Aku tak seperti yang kamu bayangkan. Aku ini sakit lebih dari apa yang kamu bayngkan.
---000---
Pagi ini kupaksakan untuk tersenyum, tak peduli seperti apa sakitnya kejadian semalam. Aku tetap ingin Lee tau aku baik-baik saja.
“aku bantu masak ya Lee” tawarku saat melihatnya masak.
“kamu ga apa-apa tant? Kamu pucat?” aku menepiskan tangannya saat menyentuh daguku.
“haha, tidak apa-apa.” Aku mengambil pisau “mana yang perlu dipotong?”
“potong wortel saja” jawabnya
“oya Lee, aku sudah bertemu dengan Berlian, aku rasa kamu benar-benar brengsek. Dia itu kurang apa? Tega sekali kamu mempermainkannya”
“aku ga pernah mempermainkannya, awalnya dia memang bahan taruhanku dengan teman-temanku. Tapi setelah itu aku benar-benar mencintainya”
“dasar brengsek” ucapku kesal sampai aku tak sadar pisau yang kugunakan mengiris telunjukku. “awwww” teriakku spontan
Lee yang tersentak mencoba menghentikan pendarahan dijariku dengan menghisap darahku dimulutnya.
“jangan Lee” aku melarangnya sebelum jariku menyentuh bibirnya “aku seorang muslim, sekalipun aku bukanlah muslim yang taat, tapi aku tau seorang laki-laki dan perempuan tidak boleh seperti itu, aku bisa melakukannya sendiri” aku berjalan meninggalkan Lee yang nampaknya mengetri.
---000---
Tiga hari ini aku ga ke kampus. Kangan rasanya, apalagi Alya bilang ada konser di kampus. Baru di tinggal 3 hari ternyata sudah banyak perubahan. Suasana lebih ramai karna ada band ibukota yang konser di kampus.
“Meswa” teriak Alya dari kejauhan.
Alya berlari mendekatiku “kamu tau ga? Berliana, orang yang waktu itu kamu tanyain... sekaranga ada di panggung”
“owhhh, ngapain?”
“ga tw, makanya ayo liat” Alya menyeretku ke barisan paling depan.
“wah cowoknya ganteng Mes!”ucap Alya.
Di panggung aku melihat Berlian dengan oh my God, itukan Lee? Jadi 3 hari ini dia sering pulang malam karna Berlian? Aku pikir dia care sama aku? Lalu untuk apa aku relakan diri ga tidur hanya untuk menunggunya pulang? Benar-benar brengsek!
“kalau kamu benar-benar cinta sama aku, aku ingin kamu bilang sama semua orang yang ada disini, kalau kamu cinta sama aku” ucap Berlian
Tu cewek udah gila apa? Ga sadar pa dia lagi jadi tontonan. Kemarin dia bilang dia jauh-jauh dari belanda untuk melupakan Lee... tapi sekarang begitu.
“aku cianta sama kamu ber..... maukah kamu kembali padaku?”ucap Lee.
Ucapan Lee seperti peti yang menyambar hatiku, entah mengapa aku merasa ada disisi hatiku yang hilang.  Wajahku memanas, tak tersa cairan garam sejenis NaCl membasahi wajahku.
“Meswa? Kamu kok nangis?”tanya Alya
“aku pulang dulu Al.....” ternyata seperti ini rasanya kehilangan. Inikah cinta? Mengapa aku tau cinta setilah aku kehilangan dirinya. Sakit sekali rasanya.





Pop corn
Makam kenangan

“aku cianta sama kamu ber..... maukah kamu kembali padaku?”ucap Lee.
Ucapan Lee seperti peti yang menyambar hatiku, entah mengapa aku merasa ada disisi hatiku yang hilang.  Wajahku memanas, tak tersa cairan garam sejenis NaCl membasahi wajahku.
“Meswa? Kamu kok nangis?”tanya Alya
“aku pulang dulu Al.....” ternyata seperti ini rasanya kehilangan. Inikah cinta? Mengapa aku tau cinta setilah aku kehilangan dirinya. Sakit sekali rasanya.
Aku ingin berlari, bahakan lenyap daridunia ini.
“tapi aku ga cinta sama kamu” tiba-tiba Berlian mengatakan hal yang tak seharusnya, kontan aku berbalik
“sekarang kamu tahu kan bagaimana rasanya dipermalukan?”tambahnya lagi.
Jadi? Ini cara Berlian balas dendam?
---000---
Kamar Lee masih tertutup rapat, dia tak mau membuka pintunya.
“Lee....” berkali-kali aku mengetuk pintu
“aku ga papa tant” akhirnya menyahut juga
“hai Lee, patah hati itu ga akan bikin kamu mati” teriakku.
Dia tak mau menjawab, hal itu terus berulang sampai 5 hari. Bertemu tak menyapa, senyum pun tidak. Meskipun rumah ini jadi tenang tapi aku merindukan masa-masa itu Lee, aku merindukanmu, bisakah kamu bersikap seperti biasanya.
“Lee....” aku kembali mengetuk pintu kamarnya. “maukah kamu menemaniku ke suatu tempat?”
“pergi sendiri aja ya tant, aku banyak tugas nich”
Aku putus asa. Tahun ini berlalu seperti tahun-tahun sebelumnya. Di ruang makan, Kumatikan lampu, lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
“Meswa” dari arah belakang Lee memanggilku. “kamu menangis?”
“aku hanya ingin merayakan ulang tahun dengan seseorang Lee...”
“iya iya, kamu mau pergi kemana?”
---000---
“kamu senang?”tanya Lee saat sampai danau
Aku mengangguk berkalai-kali “ini makam kenangan Lee, dulu sering kesini bersama ayah dan ibu, tapi itu sudah lama sekali. Sejak mereka meninggal, tempat ini turut menjadi makam kenangan bagi ku”
“maaf ya.... aku ga tau kamu ulang tahun tant, aku ga nyiapin apa-apa deh” Lee tersenyum, manis sekali “kamu menginginkan sesuatu tant?”
Aku mengangguk “aku ingin kamu tersenyum”
Lee langsung mengabulkan permohonanku, “harusnya dari dulu aku melupakannya”
“iya, di tidak layak bernama Berlian, sok berharga. Dia lebih pantas di panggil bear (beruang) lian daripada Berlian”
“iya, sok berharga”katanya mengikuti kata-kataku.
Aku emejamkan mataku, make a wish AKU INGIN LEE BAHAGIA.
AKU INGIN LEE BAHAGIA
INGIN LEE BAHAGIA
LEE BAHAGIA
BAHAGIA
Kata itu terus terdengar di telingaku dab memaksa mataku untuk terbuka. Mengharapkan Lee bahagia sama halnya dengan pergi darinya sejauh-jauhnya.
“kamu kenapa tant?”tanya Lee
“hah!ga papa”
“kok kamu keliahatan ketakutan?”
“ga papa Lee” jawabku seakan-akan tak ada apa-apa.
“oya ini” Lee mengeluarkan sebilah pisau “pisau ini tiba-tiba berkarat”
Aku tertawa garing “hahaha, massa?”
“iya, padahal pisau ini anti karat. Susah payah aku mendapatkannya di Belanda”
“Belanda? Cuma untuk sebuah parang? Lebay deh...”
“aku tu nyari yang berkualitas, yang anti karat” bantahnya
“iya, tapi ni karatan. Ketipu kamu Lee, dasar bocah!”
Bukkk!!! Tangan Lee mendarat dikepalaku “aww”
“lihat ini, ada bercak merah disini” Lee menunjuk warna merah yang agak sedikit pudar.
“owhhhh mungkin ini terkena H2SO4 Lee, kemarin aku meminjam pisaumu untuk identifikasi di laboratorium” aku lalu tersenyum tanpa dosa.
“owh H2SO4 ya...”
“ayo pulang” ajakku
---000---
Rasa sakit ini kembali lagi, entah apa yang terjadi. Lee kembali meberiku larutan hidroksida, aku terpaksa menelannya. Dan sudah dapat dipastikan rasa sakit itu semakin bertambah. Aku seperti akan mati. Sakit sekali.
Starligh hp-ku berbunyi di iringi lagu part of the dream
“iya Al”
“Meswa, tadi ada beberapa orang yang memeriksa berkas-berkasmu”
“siapa?”
“aku juga ga tau, tapi mereka bilang mereka dari badan intelegen. Kamu kenapa? Kamu kenal mereka?”
“ga.”
“ya sudah kamu segera kesisni ya...?”
“aku ga bisa Al”desahku
“kamu sakit?”
“aku Cuma ga enak badan”
“ya sudah istirahat ya....”
Aku menutup telfonnya, rasa sakit ini sudah tak dapat kutahan lagi. Lebih dari itu, darah mengucur dari hidungku. Hatiku berbisik. Entah berdoa, memohon atau merintih.
Tuhan....aku juga makhluk-Mu kan? Jika dimata-Mu aku juga makhlukmu, Aku mohon jaga Lee dalam perlindungan-Mu. Aku ikhlas jika sekarang Kau ambil aku kembali pada-Mu
Tapi aku mohon Tuhan, jangan biarkan Lee meneteskan setetespun air mata untukku
Aku juga manusia kan? Karna bagi seorang manusia, Yang paling menakutkan bukanlah kematiannya. Melainkan hati orang yang ia sayangi.
Aku mohon..... Hapuslah aku dalam setiap ingatannya. Bawa ia pergi jauh dariku
Aku mohon......
Tuhan......
---000---
Di rumah sakit, aku bertemu dengan dokter Ferdi, dialah dokterku sejak kecil. Dia yang paling tau kondisiku.
“mengapa kamu menelannya?”tanya dokter ferdi
“aku ingin terlihat normal dihadapannya”
“dengan membahayakan dirimu?”
Aku terdiam
“tinggallah disini, kamu perlu perawatan intensif wa...jika tinggal bersamanya kamu akan terus-menerus menelan zat basa”
Aku masih terdiam, aku sudah mengetahui apa yang akan terjadi. Tak ada yang perlu disesali.
“aku akan mengurus administrasi perawatanmu, sekarang bersiaplah”
“aku ingin pulang” bantahku
“Meswa!!!”
“setidaknya untuk berpamitan padanya” aku mulai menagis, “aku harus menemuinya, untuk mengatakan jangan pernah mencariku, untuk mengatakan lupakan aku. Hanya untuk malam ini” aku memohon. “aku ingin menghapus jejakku, aku tak ingin dia dalam bahaya”
Dokter Ferdi tampaknya mengerti. “berjanjilah padaku untuk tidak meminum zat basa lagi”
Pintanya.
---000---
Pukul 21.30
Aku pulang, nampaknya Lee sudah pulang. Semua lampu menyala.
“hai”sapaku
“kamu kemana aja?” tiba-tiba dia membentakku
“aku ke dokter”
“tapi bisakah kamu tidak mematikan hp-mu?”
“tadi low bat”
“apa ga bisa menelponku lebih dulu! Aku ini menghawatirkanmu!” nadanya lebih mirip membentakku daripada mengkhawatirkanku.
“berhentilah mengahawatirkanku! Aku ini bukan anak kecil!” aku berteriak untuk mengimbangi kata-katanya. Tanpa sadar darah segar mengalir dari hidungku. Aku mengambil tissue kemudian membersihkan hidungku.
“tante, kamu ga papa?”
“berhentilah memanggilku tante! Aku bukan tantemu! Apa menurutmu aku ini setua tantemu! Aku benci kamu Lee!” bentakku seraya masuk kamar.
Hah!!! Takut sekali rasanya, mengucapkan kata-kata yang tak ingin kukatakan. Aku sampai harus menjaga suaraku agar tak bergetar.
“Meswa keluar! Ada yang ingin aku bicarakan padamu!” Lee masih saja berteriak di balik pintu kamarku.
“Meswa! cepat keluar!” dia terus menerus berteriak.
Sampai aku tak tahan dan akhirnya membanting pintu.
“apa kamu ga tau ini jam berapa?”teriakku
Lee menarik tanganku kemudian memelukku, “jangan perlakukan aku seperti orang bodoh”
“lepaskan aku Lee” mencoba melepaskan pelukannya, namun aku tak mampu melawannya.
“aku sakit Lee....jadi tolong jangan tambah bebanku?” air mata yang kutahan mengalir juga, membuat sungai-sungai kecil di pipiku.
“kita akan cari obatnya!”
“sakitku ga bisa diobati”
“ga da penyakit yang gakbisa diobati” bantahnya
“berhentilah Lee....lupakan aku...” Lee akhirnya melepaskan pelukannya. Aku terdiam sejenak “bagaimana rasanya jatuh cinta Lee? Ceritan padaku. Aku tak tau seperti apa itu cinta?”
Lee duduk di sofa. Dia membisu.
“apa itu cinta Lee?” desakku
“aku tak tau.” Jawabnya.
“bukankah kamu mencintai bear lian?”
“kamu takan pernah tau artinya cinta jika kamu belum pernah kehilangannya, dan disaat kehilangannya, kamu akan mersakan kegilaan yang sangat mendalam” ucapnya lirih.
Tertegun mendengar jawabannya, seperti itukah cinta? Mengapa cinta terdengar sangat menakutkan bagiku. Jika benar demikian, jangan pernah mencintaiku Lee. Jangan pernah!
---000---
Aku menjalani perwatan seperti yang dianjurkan dokter Ferdi. Di ruang bernomor 832, tak banyak yang bisa kulakukan. Hanya menatap jendela. Menerka-nerka bagaimana reaksinya membaca memo yang ku tulis seminggu yang lalu. Apakah dia sedih, senang atau ada perasaan lain? Tak banyak yang kuminta. Hanya memintanya untuk tidak mencariku selama aku menjalani masa pengobatan. Hanya itu. Tidak berat kan? Lee benar, aku tak layak disebut manusia. Aku ini monster. Baru kali ini aku merasa semerana ini.
---000---
Dimata Lee....
“Lee....” Berlian memanggilnya.
Lee menghentikan langkahnya “ada apa?”
“zahra prameswari. Apakah kamu tinggal bersamanya?”
“iya, kenapa memangnya?”
“tinggalkan dia?”
“apa?”
“aku masih peduli padamu. Maka dari itu aku katakan padamu. Tinggalkan dia. Dia bukan manusia. Sekarang badan intelegen  sedang mencarinya. Dia adalah robot yang diciptakan untuk berperang”
Lee mulai mengingat-ingat apa yang pernah terjadi. ‘Pisau itu?’ ucapnya dalam hati. ‘pisau itu berkarat, bercak merah! Meswa bilang itu H2SO4, tapi mana ada H2SO4 berwarna merah. Warna merah itu darah Meswa yang tergores saat memotong wortel. Jika benar yang yang Berlian katakan. Itu berarti darah Meswa mengandung asam sulfat. Apakah itu sebabnya Meswa selalu berusaha menolak meminum obat magh. Mengapa dia seka menelan aspirin? Itu karna tubuhnya bersifat asam, sedangkan obat magh bersifat basa. Dia takkan mampu menerima zat basa. Jadi itu sebabnya kenapa perlengkapannya aneh. Semua perlengkapannya bersifat asam agar sesuai dengannya. Jadi sekarang dia dalam bahaya? Itukah sebabnya dia memintaku untuk tak mencarinya? Lalu sekarang kemana dia?” Lee kemudian berlari. Dia melewati Berlian begitu saja yang masih mengatakan bahwa Meswa seorang robot perang.
---000---
“Meswa!” suara Lee membuyarkan lamunanku. Darimana dia tau aku disini.
“Kita harus pergi darisni.” Katanya lagi, sambil memasukan barang-barangku.
“kamu kenapa Lee?”
“kita harus pergi, aku akan membawamu pergi dari sini”
“aku ini sakit Lee, kamu mau membawaku kemana?”
“sakit karna tubuhmu ga bisa menerima zat basa?”kaytanya yang mengejutkanku, darimana dia tau. “kalau tau itu membahayakanmu kenapa masih meminumnya?”
Aku dan Lee terdiam, kami memcoba menyelami hati masing-masih. Berharap waktu itu dapat kembali terulang dan kita menghindari semua kesalahan yang kita buat.
“ayo kita pergi” Lee menarik tanganku.
“aku ini monster Lee, kamu benar aku monster. Aku ga bisa ikut bersamamu”
“jika kamu membawanya, itu sama saja kamu akan membunuhnya Lee” dokter ferdi tiba-tiba datang.
“tapi badan intelegen mencarinya”
“keluar Lee, aku harus berbicara dengan dokter ferdi”
Lee keluar, hanya ada aku da dokter yang selama ini menjagaku.
“suruh di pergi dok, suruh dia pergi jauh. Aku mohon dokter, aku ga bisa melihatnya dalam bahaya”
“jika kalian saling mencintai, maka lewatilah semua ini bersama-sama” nasihat dokter ferdi.
“lalu membiarkannya mati bersamaku?”
“itu akan sama saja jika kamu mati sendirian, dia bisa gila karnamu”
“setelah aku mati, cucilah otaknya”
Aku dan dokter ferdi terdiam. Mengapa harus seperti ini?
“apa yang kalian lakukan? Diluar ada orang-orang berseragam hitam yang datang kesini.”
Lee akhirnya masuk setelah beberapa menit menunggu diluar.
“katakan padanya untuk pergi dok, pergi jauh dari sini” ucapku pada dokter ferdi
“kita akan pergi bersama.” Bantah Lee
“aku ini monster! Aku monster yang disuntikan pada embrio manusia! Aku berbahaya Lee!”
“8 bulan hidup denganmu, aku bahkan tak terancam sedikitpun.”
“aku berbahaya bagi jutaan manusia Lee, mereka mencariku hanya untuk tau aku ini makhluk yang terbuat dari apa? Sesudah itu, mereka akan mengembangkanku, menjadikan makhluk-makhluk seperti untuk peperangan. Aku benci peperangan!”
Tanpa berkata-kata Lee mebawaku lari, tak ada yang bisa kulakukan. Aku hanya terus mengikuti langkah kakiku yang ikut berlari bersama kakinya. Lari, terus berlari. Semua terasa ringan. Beban, rasa sakit sekejap menghilang terbawa angin.
“Lee!!!” aku menghentikan langkahku, saat melihat rombongan orang berbaju hitam-hitam menghadang dari depan.
“ayo ikut aku” Lee menarik tanganku, kita menuju atap. Rumah sakit ini sepertinya sudah disterilkan, tak ada orang lain kecuali aku, Lee dan dan orang-orang yang mengaku badan intelegen itu.
Diatas atap dokter ferdi dan paman kim sudah menyiapkan helicopter.
“ayo naik” seru paman kim sambil mengulurkan tali. Lee memintaku untuk naik lebih dulu. Pasukan intelegen melihat kami, aku dan Lee berusaha naik dengan cepat. Dan orang-orang itu berusaha menembaki kami. Aku berhasil naik ke helicopter, namun tiba-tiba sebuah peliru menembus punggungku. Darahku mengalir, dan aku baru menyadari setelah aku naik ke helicopter. Ternyata darahku menetes di tali yang kupanjat. Darahku yang mengandung asam sulfat membakar tali yang masih dinaiki Lee. Sekuaat tenaga aku manrik tali yang hampir putus itu. Lee menyadari talinya hampir putus, posisinya masih jauh sedangkan orang-orang itu semakin dekat.
“ayo Lee, aku akn menahan talinya” ucapku
“pergilah....” tiba-tiba Lee memotong tali dengan pisau berkarat miliknya.
“hentikan Lee” teriakku
“pergilah sejauh mungkin. Bertahanlah. Tujuh tahun, aku berjanji tujuh tahun lagi. Kita akan berjumpa di makam kenangan. Pergi yang yang jauh, jangan biarkan mereka menemukanmu”
Tali terputus.... aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaiman Lee terjatuh. Darahnya membasahi lantai.
“Lee.....” teriakku, aku hampir melompat ke bawah namun dicegah paman kim.
kalau kamu turun, itu sama artinya kamu membawa manusia dalam peperangan. Ingat Meswa, ayah dan ibumu mati untuk melindungimu. Mereka tak ingin kamu diteliti, mereka tak ingin ada rekayasa genetika lagi selain kamu yang dibuat untuk peperangan”


Hah, getir sekali mengingat masa-masa itu. Hari ini tepat tujuh tahun setelah tragedi itu. Aku menyusuri jalan disekitar danau yang kusebut sebagai makam kenangan. Lee apakah kamu masih hidup? Apakah kamu masih ingat kamu berjanji untuk menemuiku disini? Lee, taukah kamu aku masih menunggumu.
Aku terpaku oleh sosok didepanku. Meskipun sudah menyiapkan mental selama 7 th, ternyata aku tak bisa menutupi rasa terkejutku. Aku merasakan sesak nafas sampai tak bisa bernafas
“ayo pergi”ucapnya.
---000---
Di hotel kamar no 227B, aku dan Lee, duduk bersama.
“sebentar lagi orang-orang itu akan segera kesini, kamu siap.?”
Aku mengangguk. Diikuti Lee yang menyiapkan seperangkat bom daya ledak ringan.
“ini untuk kebaikan umat manusia Mes... rekayasa genetik tak boleh terulangi.”
Aku kembali mengangguk.
---000---
2 tahun berlalu, lee duduk di teras rumahnya. Dia membaca berita dari koran nasional. 2 TAHUN KEMATIAN, ZAHRA PREMESWARI MARIA SUNDUS. Para pakar masih berusaha mengembangkan rekayasa genetika. Judul itu terpampang jelas dihalaman utama.
“kamu hebat lee”ucapku sambil menggendong bayi berusia 10hari.
“kemarikan eloise padaku”pintanya.
“bagaimana mungkin kamu bisa menyebarkan berita kematianku?”
“membunuh meswa adalah jalan terbaik, maka dari itu. Selama 6 th aku belajar kloning manusia.”ucapnya santai.
Jadi seperti itu? Lee mengkloningku dan mengebomnya. Semua orang berfikir itulah aku. Kini aku hidup dengan identitas baru. Hidup di puncak gunung bersama putriku eloise dan suamiku, lee.
“untung matamu mirip ibu nak.... coba mirip ayahmu, pasti jelek sekali. Mata sipit.”ugamku pada eloise yang tertidur dalam dekapan lee.
“hei tante!” balasnya “kalau dia mirip denganmu, dia akan cepat tua!”
---000----