“Somebody wants you, somebody needs you, somebody dreams
about you every single night”
Ah, rasanya lemas sudah ketika mendengar lagu itu diputar.
Seakan bayang disekililingku menari-nari menertawakanku, burung-burung berkicau
hina kepadaku, bahkan suara jangkrik berpadu menyindir terhadap apa yang telah
saya lakukan. Lagu penyemangat-pun yang sengaja kuputar untuk menyemangatiku tedengar
aneh di kepalaku.
Tak hanya itu, ku coba membaca tweet-tweet motivasi untuk
membangun kembali daya hidup ini, namun aneh kutemukan.
“Masa lalu hanya sebuah kenangan saja, biarkan saja itu, dan
raihlah masa depanmu itu”
Tweet yang begitu bagus. Tapi terjadi kesalahan tehadap cara
bacaku,
“Masa lalu hanya sebuah kenangan yang membiarkanmu tenggelam
dalam masa depanmu. Raihlah keburukan”
Whaatttt???? What’s going on to me?
Bagaimana saya membaca tweet yang begitu bagus, berubah
menjadi tweet yang g begitu enak didengar. Oh what’s going on?
Terdengar aneh memang, akupun sampai tak percaya.
Masih belum bisa melupakan kisah cintaku yang bahkan sampai
saat ini masih ku rasakan. Menjadi suatu impian indah untuk selalu kurasakan.
Menjadi suatu keistimewaan ketika cinta ini kau miliki. Akan menjadi sempurna
ketika hal itu terjadi.
Di sini ingin ku karang kisah cintaku, iya benar-benar kisah
cintaku. Benar-benar cinta yang kupendam untuknya. Selalu kupendam sampai
kapanpun.
Let’s
start the story,,,
Ketika MA, aku merupakan siswa yang lugu. Iya memang benar
lugu. Ah, diajak bicara lawan jenis-pun aku ttak sanggup. Diam. Pikiran
keman-mana. Tak tahu apa yang akan saya lakukan ketika hal itu terjadi. Ah,
rasanya mending dibom saja diriku waktu itu. Begitu innocent dan mudah untuk
dipengaruhi. Suck!!!
Hari per hari pun berlalu. Rasa cinta yang dulu belum aku
rasakan, tumbuh sempurna sampai sekarang ini. Mungkin kalo diitung itung ada
sekitar 5 tahun aku mencintainya. Ah sungguh sulit untuk melupakannya.
Dulu, sering kita berkirim surat, lewat itulah aku menjadi
dekat dengannya. Ya aku dekat dengannya. Menjadi suatu hal yang kampungan emang,
ketikaalat komunikasi (Red:Handphone) sudah tersebar, namun saya dengannya
masih menggunakan surat untuk berkomunikasi. Yah, mau gimana lagi sama sama
anak pesantren. #Kampungan_Waktu_Itu.
Masih ingat, kedekatan kita di acara di kudus kala itu. Di
waktu itu, aku selalu berdoa kau selalu di sampingku, temaniku. Ku ingin kau
menjadi angin yang selalu aku butuhkan dalm hidupku. Kuingin kau seperti
bintang yang menerangikudalam kegelapan. Kuingin kau seperti matahari yang
menrangiku selalu.
5 tahun sudah berlalu. Namun cinta ini tidak ikut berlalu
juga. Ah. Kenapa hal ini aku rasakan.
“sudahlah, apa yang telah dia lakukan untukmu? G ada kan?”
nasihat yang keluar dari mulut manis temanku.
“aku tak tahu”
Seperti mutiara yang tenggelam dalam lautan. Itulah ibarat
cintaku padamu. Begitu berharga jika kau yang miliki. Namun mutiara itu bukan
menjadi milik lautan itu sendiri.
***
Kapan bunga mawar ini akan mekar?
Aku menanam bunga mawar di halaman yang luas. Begitu banyak
bunga mawar dalam halaman itu. Indah indah pula. Ada warna ungu, putih, merah,
kuning maupun biru. Namun tak satupun dari bunga itu yang aku sukai.
Ah lebih baik ku nanam bunga sendiri. #gumanku
Lalu aku menanamnya.
5 tahun berlalu aku setia menunggu bunga itu mekar. Namun
tak kunjung jua. Pernah sekali bunga itu hampir mekar, namun rusak lagi.
Aku duduk di samping pohon bunga mawar itu. Berharap bunga
itu akan mekar dengan cepat tanpa menunggu waktu yang beitu lama lagi. Karena
aku sudah mulai LELAh.
Namun apa daya, masih juga bunga tak kunjung mekar. Ah apa
gunanya aku menunggu di sini. #pikirku-dalam-hati
Namun, keyakinan ini membuat aku setia duduk di samping
pohon bunga mawar itu. Bahkan mungkin sampai aku sudah tak sanggup lagi
menemani pohon bunga mawar itu tumbuh. Sehingga aku benar-benar
meninggalkannya. Tak menemuinya lagi. Iya meninggalkan segala yang ada.
Begitu suci keinginanku untuk melihat bunga mawar itu mekar.
Dan kau tahu ? bunga mawar itu adalah kamu. Kamu tahu kan?
***
0 komentar:
Posting Komentar