Minggu, 15 Juni 2014

Tangisan Anak Kopi



Saat itu, sore menghamipiri desa pinggiran di ibu kota, memandang lesu bersembunyi di balik awan. Sore yang sejatinya indah baginya sudah tak indah lagi. Perpaduan keindahan antara langit dan matahari di kala sore bukan menjadi sebuah keindahan lagi bagi firsa. Iya firsa, Gadis mungil berumur 7 tahun yang baru naik tingkat kelas 2 SD di desanya. 

Hari itu hari senin, tepat satu minggu meninggalnya almarhum bapaknya, royan. Mungkin bagi semua orang itu adalah cobaan terbesar bagi firsa, namun hal itu menjadi biasa saja baginya. Tidak tahu kenapa firsa menjadi kaku setelah sepeninggal ayahnya.